Sejarah ini terjadi lebih kurang 400-450 tahun yang lalu di tanah batak yaitu disekitar danau toba, tepatnya di tepian danau toba. Nama kampungnya kaki gunung pusuk buhit dinamai kampung itu sekarang ini limbong mulana atau limbong sagala raja. Si raja batak menurut ceritanya dalam bahasa batak "Madekdek Sian Langit, Mapultak Sian Bulu" artinya "Dia Tidak Mempunyai Orang Tua Namun Jatuh dari Langit dan Keluar dari Pecahan Bambu". Dia menikah dengan seorang perempuan yang diberikan petunjuk oleh Mula Jadi Na Bolon (Allah yang Maha Kuasa) dan mereka mempunyai keturunan 3 orang anak yaitu:
(1)
Guru Teteabulan dengan gelar Ilottungon,
mempunyai anak lelaki 5 orang, yaitu:
Ø Raja
Uti dengan gelar Raja Hatorusan artinya sebagai penghubung orang batak kepada
Debata Mula Jadi Na Bolon (Tuhan Allah) mereka pada saat itu. Raja Hatorusan
tidak mempunyai keturunan.
Ø Saribu
Raja lahir kembar siam dengan adiknya perempuan Siboru Pareme, menurut legenda
atau hukum alam Saribu Raja inkes (kawin sedarah) dengan adik kembarnya Raja
Ilottung.
Ø Raja
Limbong tidak menurunkan marga sampai saat ini.
Ø Sagala
Raja tidak menurunkan marga sampai saat ini.
Ø Malau
Raja tidak menurunkan marga sampai saat ini.
(2)
Raja Isumbaon mempunyai 3 orang anak, yaitu:
Ø Tuan
Sorimangaraja.
Ø Raja Asi-asi.
Ø Songkar Somalindang.
(3)
Toga Laut menurut cerita diprediksi sekarang
adalah leluhur daripada orang nias.
Kita akan
menjurus ke Si Raja Oloan, jadi kita akan cerita dari Tuan Sorimangaraja. Tuan
Sorimangaraja mempunyai 3 orang anak, yaitu:
(1)
Tuan Sorbadijulu atau Naiambaton atau pomparan Naiambaton
atau Parna, keturunannya banyak sekali sekitar ada 52 marga. Sampai saat ini
mereka tidak saling mengawini, contohnya Simbolon, Saragi, Sigalingging, dll. Pada
dasarnya hampir semua keturunannya bermukim di Samosir.
(2)
Tuan Sorbadijae atau Nairasaon, yaitu Sitorus, Manurung,
Butar-butar dan Sirait. Mereka bermukim di Sibisa atau sekarang lebih tepatnya
sekitar kecamatan Lumban Julu sampai Parapat.
(3)
Tuan Sorbadinaua atau Naisuanon bermukim di Balige, anaknya
ada 8 orang dari 2 istri, yaitu:
1)
Sibagotnipohan mempunyai 4 orang anak, yaitu Sapalatua
yang menurunkan marga Tampubolon dan adik-adiknya bermukim di Kabupaten Toba
(antara Balige sekitarnya).
2)
Sipaettua melahirkan marga Pangaribuan, Sibuea, dll
bermukim di Sigumpar yaitu di sekitar pemakaman Opui Nomensen, (lupa kotanya) kecamatan
Laguboti.
3)
Silahisabungan bermukim di Silalahi Nabolak diatas Danau
Toba kearah Kabupaten Dairi.
4)
Si Raja Oloan mempunyai 2 orang istri Boru Pasaribu,
mempunyai 6 orang anak dan bermukim di Kota Pangururan yang sekarang.
5)
Raja Sumban menurunkan marga Hutabarat, Hutapea, dll dan
mereka bermukim di Tarutung.
6)
Raja Sobu menurunkan marga Sihombing dan Simamora, dan
mereka bermukim di Humbang Hasundutan, antara lain kecamatan Lintong Nihuta dan
Kecamatan Siborong-borong.
7)
Naipospos menurunkan marga Toga Sipaholon dan Toga
Marbun. Toga Sipaholon bermukim di pemandian air hangat Sipaholon, sedangkan
Toga Marbun pergi merantau ke Pollung dan Bakkara sampai saat ini Tugu
peringatan Marbun ada di Bakkara dan mereka bermukin di Bakkara dan Marbun.
8)
Si Raja Hutalima tidak jelas bermukin dimana.
Kita akan cerita
lebih dalam mengenai Si Raja Oloan. Si Raja Oloan mempunyai 2 orang istri Boru
Pasaribu, mempunyai 6 orang anak dan bermukim di Kota Pangururan yang sekarang
dan menjadi Ibukota dari Samosir. Dari istri pertama lahir 2 orang anak, yaitu
Naibaho dan Sihotang. Sementara dari istri kedua lahir 4 orang anak, yaitu
Bakkara, Sinambela, Sihite dan Simanullang. Tetapi karena dalam istilah batak “Marimbang”
atau terjadi ketidak cocokan antara istri pertama dan istri kedua. Sehingga
sebelum istri kedua melahirkan, Si Raja Oloan membawa istri keduanya ke
Bakkara, yaitu sekarang tepatnya Ibukota Bakti Raja, Kecamatan Bakti Raja.
Makanya sampai hari ini Istana Sisingamangaraja ada disana.
Dari 6 orang
anak Si Raja Oloan, akan diarahkan ke Sihite (karena kami keturunan Si Raja
Oloan yang bermarga Sihite). Sihite memiliki 3 orang anak, yaitu (1) Pande
Raja, (2) Guru Tohuk, dan (3) Guru Leang. Kami sendiri adalah keturunan dari
Guru Leang yang menikah dengan Boru Nababan. Guru Leang memiliki 5 orang anak
yaitu (1) Ronggur Sabungan menetap di Tarutung, (2) Tinggi Sabungan menetap di
Sibolga, (3) Tinggi Raja menetap di Simangarossang (Dolok Sanggul) (4) Oppu
Raja Indak/Paltiraja menetap Ditukka, dan (5) Sunggusigolang dulunya tinggal di
Bakkara tetapi karena suatu hal, dimana pada zaman dahulu ada permasalahan di
Bakkara, Sunggusigolang dengan anak pertama (Pangulu Raja) dan anak ketiganya
(Tuan Nagani) pindah naik ke Sileang, sementara anak kedua Pangulitan pindah ke
Barus.
Raja Sianturi
memiliki perlawanan dengan marga lain di Muara sehingga Raja itu mengadakan
sayembara “Barang siapa yang bisa menempah besi ini menjadi 2 buah pisau 1
untuk Raja Sianturi dan 1 lagi untuk pemenang sayembara, kemudian pemenang
tersebut akan ikut raja Sianturi untuk mengalahkan musuh tersebut boleh
menikahi puterinya. Pangulu Raja mengikuti sayembara dan dia dapat menempah
besi tersebut menjadi 2 dan ikut serta mengalahkan musuh, akhinya dia dapat
menikahi Putri dari Raja Sianturi tersebut. Lalu Pangulu Raja dengan Boru
Sianturi memiliki 4 orang anak, yaitu (1) Oppu Hatoguan menetap di Sileang
Dolok, mempunyai 2 orang anak yaitu: Raja Partumpuan dan Adiknya tidak memiliki
keturunan. (2) Oppu Tolopan, (3) Oppu Pangarisan menetap di Sileang Toruan, dan
(4) Oppu Gulasa menetap di Sileang Tonga (Sibittatar).
Oppu Hatoguan
menetap di Sileang Dolok, mempunyai 2 orang anak yaitu: Raja Partumpuan dan
Adiknya tidak memiliki keturunan. Raja Partumpuan memiliki 1 orang anak yaitu
Oppu Pangaronggot, Oppu Pangaronggot juga memiliki 1 orang anak yaitu Oppu
Manarissan, Oppu Manarissan menikah dengan Boru Silaban dan memiliki 2 orang
anak yaitu (1) Oppu Parluhutan dia menikah dan memiliki 1 orang anak perempuan,
dan (2) Oppu Somba Debata menurut
sejarah istrinya 3 orang, yang pertama Boru Marbun, kedua Boru Sihombing dari
Sibatu-batu, ketiga Boru Munte.
Oppu Somba
memiliki 9 orang anak, yaitu (1) Oppu Bangar, (2) Oppu Sangga Uluan, (3) Guru
Sodumpangan, (4) Raja Ujung Sahat, (5) Oppu Manolham boru Sihombing sian
Sibaru-batu menikah dengan anak tulangnya (anak pamannya), (6) Oppu Sihajoloan,
(7) Oppu Raja Dihuta, (8) Oppu Galeam menikah dengan Boru Munte dari Hullang,
dan (9) Guru Pinoda. Semua anak Oppu Somba rata-rata tinggal di Sileang.
Sementara saya
sendiri keturunan Oppu Maholham, Oppu Manolham memiliki 3 orang anak, yang
pertama Oppu Raja Idup istrinya Boru Manalu dari Tapian Nauli, sementara yang
kedua memiliki 3 orang anak perempuan (Boru) dan tidak memiliki anak laki-laki,
(Boru ke-1 menikah dengan Nadeak di Hutasoit, Boru ke-2 menikah dengan Simamora
di Dolok Sanggul, dan Boru yang ke-3 menikah dengan Purba di Sosor Gotting), yang
ketiga Oppu Debata/Oppu Matton.
Oppu Raja Idup
memiliki 5 orang anak, yaitu (1) Oppu Mangampung di Sileang Dolok nama
kampungnya Lumban Langge, (2) Oppu Sarme/R. Sarael menikah dengan Boru Manalu dari Tepian Nauli,
(3) Oppu Humala/R. Salomo menetap di Sigota-gota, (4) Oppu Lambung menetap di
Sigota-gota, (5) Oppu Alet/R. Jakobus.
Oppu Mangara
memiliki 3 orang anak, yaitu (1) Oppu Sondang menikah dengan Boru Silaban
memiliki 2 orang anak yaitu anak pertama A. Sondang menikah dengan Boru
Sihombing dan 1 orang Boru yang menikah dengan marga Purba, (2) Oppu Roles
menikah dengan Boru Silaban (memilikia 2 orang anak, yaitu A. Roles dan Oppu Felicia yang menikah dengan Boru Siregar) dan dengan Boru Panjaitan (memiliki 6 orang
anak dan 1 orang putri, yaitu A. Kabinet, A. Bekka, I. Sesi, A. Tamara, Dahlan, A. Alvaro, dan Bandung), dan (3) Oppu
Lenny (Oppung saya) menikah dengan Boru Sihombing dari Sibatu-batu dan memiliki
8 orang anak, 4 orang anak laki-laki dan 4 orang anak perempuan, yaitu:
1) Oppu Iren menikah dengan Boru Galingging, menetap di Jakarta dan
memiliki 2 orang anak dan 1 orang putri (1) A. Irene menikah dengan Boru Napitupulu dan memiliki 3
orang anak, yaitu Irene Theodora Zefanya Sihite, Nicholas Wilshere Gadcaesar Sihite,
dan Oliver Chamberlein Sihite, (2) I. Joanna Boru Sihite menikah dengan marga
Siregar dan memiliki 1 orang putri, yaitu Joanna Saulina Siregar, (3) Dian Toni
Sihite belum menikah (masih lajang).
2)
A. Jeszicca (bapa saya) menikah dengan Boru Simanjuntak,
menetap di Jakarta dan memiliki 1 orang anak dan 3 orang putri, yaitu (1) Jeszicca Faltykarin
Sihite, masih melanjutkan kuliah S1 di UNIMED Medan jurusan Pendidikan Biologi,
(2) Julynyita Fifanindya Sihite, masih melanjutkan kuliah S1 di Samratulangi
Manado jurusan Hukum, (3) Jherryhall Frettysius (saya sendiri) masih
melanjutkan kuliah S1 di UKI Jakarta jurusan FKIP BK, dan (4) Josua Fransisco
Sihite masih melanjutkan sekolah kelas 4 SD di Strada.
3) I. Pulo Boru Sihite menikah dengan marga Simamora dari Aek Lung, menetap
di Aek Lung Dolok Sanggul dan memiliki 3 orang anak dan 1 orang putri, yaitu (1) Christopher
Mikael Pulo masih melanjutkan kuliahnya di Kalimantan, (2) Christina Simamora
sudah bekerja di apotek Century Senayan, (3) Falentino Simamora bekerja di
ladang, manuan sabe (menanam cabe), dan (4) Iun Rido Simamora masih melanjutkan
kuliahnya di Aceh.
4)
A. Sere menikah dengan Boru Sihombing dari Sibatu-batu, menetap di Jonggol dan memiliki 1 orang anak dan 1 orang putri, yaitu (1) Serepalangki Deo Gloria Sihite masih melanjutkan sekolah kelas VIII SMP di Jonggol, dan (2) Ginorga Raffael
Sihite masih melanjutkan sekolah kelas VII SMP di Jonggol.
5) I. Jona Sihite menikah dengan marga Panjaitan, menetap di Jakarta dan
memiliki 1 orang anak dan 1 orang putri, yaitu (1) Jona Timoti Ogatze Panjaitan masih melanjutkan
sekolah kelas V SD, dan (2) Sabrina Winfrey Victoria Panjaitan masih
melanjutkan sekolah kelas IV SD. Jona dan Sabrina 1 SD di Jakpus.
6) I. Andre Sihite menikah dengan marga Hutahaean, menetap di Sibatu-batu,
Lintong Nihuta (L.Nihuta) dan memiliki 3 orang anak dan 1 orang putri, yaitu (1) Andreas Bona
Santana Hutahaean masih melanjutkan sekolah kelas VIII SMPN 1 L.Nihuta, (2)
Boas Dani Moratua Hutahaean masih melanjutkan sekolah kelas VI SDN 1 L.Nihuta,
(3) Charlie Arga Moses Hutahaean masih melanjutkan sekolah kelas III SDN
L.Nihuta, dan (4) Delvi Arta Maria Hutahaean masih melanjutkan sekolah kelas
II SDN L.Nihuta.
7) I. Masta Sihite menikah dengan marga Sianturi, menetap di
Labutolong, Paranginan dan memiliki 2 orang anak dan 1 orang putri, yaitu (1) Masta Uli Sianturi masih
melanjutkan sekolah kelas VI SDN 1 L.Nihuta, (2) Martin Hasoloan Sianturi masih
melanjutkan sekolah kelas VI SDN 1 L.Nihuta, (3) Mangaraja Genesis Sianturi masih
melanjutkan sekolah kelas II SDN 1 L.Nihuta.
8)
A. Harapan menikah dengan Boru Hutauruk, menetap di Sibatu-batu,
Lintong Nihuta (L.Nihuta).
Sekian dari saya
sejarah, silsilah, partuturan (keturunan) Si Raja Oloan sampai kepada keluarga
Saya, semoga rasa keingin tahuan pembaca tentang Si Raja Oloan bisa terpenuhi.
Maaf jika saya hanya membahas keturunan dari keluarga saya saja dari Si Raja
Oloan, karna jika saya tidak membahas keluarga saya maka siapa lagi yang akan
membahasnya? Terimakasih sudah membaca, maaf jika ada salah ketik. God Bless You
Catatan :
v I. (Inna/Ibu).
v A. (Amang/Ayah).
v Dalam batak tidak boleh menyebutkan nama asli orang dewasa yang sudah menikah, baik memiliki anak maupun belum memiliki anak, pattang (pamali dan tidak sopan). Contoh, jika ada seseorang yang sudah menikah dan belum mempunyai anak, maka akan diberi gelar A. Harapan. Harapan disini adalah Harapan keluarga pada orang yang sudah menikah tadi agar diberikan keturunan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
v I. (Inna/Ibu).
v A. (Amang/Ayah).
v Dalam batak tidak boleh menyebutkan nama asli orang dewasa yang sudah menikah, baik memiliki anak maupun belum memiliki anak, pattang (pamali dan tidak sopan). Contoh, jika ada seseorang yang sudah menikah dan belum mempunyai anak, maka akan diberi gelar A. Harapan. Harapan disini adalah Harapan keluarga pada orang yang sudah menikah tadi agar diberikan keturunan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Tarombo/Partuturan/Silsilah
ini diceritakan oleh My Hero (A. Jeszicca, my father)